Patah -

Patah hati.

Aku sudah terbiasa patah hati,
saat kecil melihat orang tua ku bertengkar hebat, tengah malam, aku patah hati.

saat usaha keluarga ku jatuh dan orang tua ku saling berteriak, aku patah hati.

saat akhirnya aku menemukan surat cerai di lemari ayah ku, aku patah hati.

saat aku harus dipisahkan dengan adik bungsu ku, masih terbayang saat itu aku menatap dari jauh punggung nenek dan adik kecilku yang berlalu pergi di sore menjelang maghrib, aku patah hati.

saat aku mulai menjalani kehidupan dengan jauh dari ibu. pengambilan raport disekolah. hanya aku yang memandang jalanan, tidak berjalan bersisian dengan ibu. lagi lagi aku patah hati.

Hatiku menjadi semakin kuat seiring waktu berlalu.

Aku tumbuh remaja, beberapa jenis jenis patah hati pun berubah, namun tak jarang masih sama.

Aku merasakan asrama di sekolah menengah pertama, awalnya,
setiap anak diantar ibunya,
aku? ada kakak ku yang telah satu tahun lebih dulu disana.

Setiap orang di asrama dengan mudahnya berkenalan dan akrab kemudian. Aku? aku sangat pendiam.
Di malam hari ditengah kesibukan mereka bercanda, aku merindukan ibuku. Aku patah lagi.

Waktu berlalu bagai batu melesat dari katapel.
aku banyak merasakan patah hati patah hati yang picisan.
Tapi tetap menyesakan.


Kisah cinta remaja yang benar benar seperti menyaksikan komedi cinta jika itu diputar di masa depan, terproyeksi sempurna di pikiran.

Hanya soal waktu, aku akan tertawa menyaksikan kenangan sedih itu.

Tidak ada yang selamanya di dunia ini, bukan?

Hadapi saja, sampai kelak bertemu kebahagiaan yang sebenarnya. hakiki.
Dimana kau tidak akan lagi pernah patah.

Ya. Aku berdoa:)

Komentar